Dinamika Organisasi
I. Dinamika Konflik
Konflik adalah
suatu permasalahan yang di alami oleh dua orang atau lebih. Salah satu penyebab
Konflik adalah kesalapahaman dalam berkomunikasi . Bisa juga perbedaan pendapat
antara kedua belah pihak atau lebih, sehingga menimbulkan konflik.
II. Jenis dan Sumber Konflik
# Jenis - jenis
konflik di antaranya :
Person rile
conflict , merupakan konflik yang terjadi pada peranan diri seseorang. biasa
nya konflik ini terjadi akibat ego seseorang yang mengakibatkan suatu sikap
yang bisa menimbulkan masalah dengan orang lain, yang disebut konflik.
Inter rule conflict
, merupakan konflik antar peranan. masksud nya adalah konflik yang timbul karna
satu orang menjabat satu atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
Intersender
conflict , merupakan konflik yang terjadi karena seseorang harus memenuhi
beberapa orang. contoh seperti siswa yang pintar bermain piano dan sangat di
bangga-banggakan sekolah, dia diharapkan agar selalu memenangkan lomba seni
musik antar sekolah, akan tetapi dia merasa tersiksa karna beban yang di pikul
nya cukup berat karna harus memenuhi haraban beberapa orang.
Intrasender
conflict , merupakan konflik yang terjadi karena di sampaikan informasi yang
saling bertentangan. contoh nya adalah jika
seserang secara tidak sengaja atau sengaja memberikan informasi yang
salah, sehingga merugikan pihak si pengolah atau si penerima informasi.
Menurut Dahrendorf,
konflik dibedakan menjadi 6 macam :
Konflik antara
atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam
keluarga atau profesi (konflik peran (role))
Konflik antara kelompok-kelompok sosial
(antar keluarga, antar gank).
Konflik kelompok
terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Koonflik antar
satuan nasional (kampanye, perang saudara)
Konflik antar atau
tidak antar agama
Konflik antar
politik.
# Sumber konflik di antaranya :
Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu
hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya. Contoh nya dalam suatu pergelaran seni musik ada sebagian
orang yang suka musik rock, sebagian ada yang suka dengan musik pop dan
sebagian juga ada yang suka dangdut, sehingga bisa timbul konflik akibat tidak
keserasian jenis kesukaan musin pada pentas seni.
Perbedaan latar
belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang bisa menjadi pribadi yang sesuai dengan kondisi
lingkungan sekitarnya, hal semacam ini di karenakan seringnya seseorang bergaul
karib dengan lingkungan nya sehingga kebiasaan atau mungkin kepribadian nya
berubah sesuai dengan lingkungan yang dia ikuti. dan itu bisa menimbulkasn
konflik.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing
orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi,
tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat
pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan
konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya
bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti
menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis
pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang
disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah
menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung
tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat,
bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena
dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
III. Strategi Penyelesaian Konflik
Penyelesaian konflik oleh
pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama / tidak kerjasama dan
tegas / tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan
atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan
istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan
cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada
usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik
perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi
kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah
pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach)
yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Motivasi adalah
suatu tindakan memberi semangat atau membangkitkan gairah seseorang atau lebih,
supaya orang lain dapat tergerak hatinya agar bisa lebih baik dalam menjalankan
aktifitas dalam hidupnya. motivasi biasanya di berikan oleh atasan (dalam
perusahaan), orang tua untuk anaknya (dalam keluarga), kepala sekolah atau guru
untuk murid-muridnya (disekolah).
# Konsep Motivasi sesuai dengan teori Abraham Maslow :
· Kebutuhan yang
bersifat fisiologis (lahiriyah).
Manifestasi kebutuhan
ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Teori ini bisa
dikatakan sebagai suatu hal yang memang mendasari seseorang untuk melakukan
sesuatu demi mendapatkan kebutuhan ini. Example, Bagi karyawan, kebutuhan akan
gaji, uang lembur, rumah, kendaraan dll, yang merupakan kebutuhan pokok,
menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri mau bekerja, menjadi efektif
dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi
organisasi.
· Kebutuhan
keamanan dan keselamatan kerja (Safety Needs).
Kebutuhan ini
mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam
kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan.
Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya
jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya. Example, kebutuhan ini lebih
dibutuhkan bagi seseorang yang bekerja dalam organisasi yang menghasilkan
produk berupa barang, tidak hanya keselamatan dan keamanan dalam kedudukan,
tetapi keamanan dan keselamatan pekerjaan itu sendiri, seperti para buruh yang
bekerja pada pabrik yang mengolah bahan kimia, mereka butuh rasa keamanan yang
tinggi, buruh bangunan.
· Kebutuhan sosial
(Social Needs).
Kebutuhan akan kasih
sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok.
Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang
diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging
dalam organisasi. Example, biasa lebih diperlukan oleh karyawan yang diharuskan
bekerja dibalik meja atau computer, terutama seperti mereka yang bekerja
sebagai administrator dalam suatu jejaring sosial, meskipun mereka bisa
bersosialisasi lewat dunia maya, tetap saja mereka membutuhkan kehadiran
orang-orang sekitar yang dapat diajak kerja sama dan bisa diajak berbicara
sambil menunjukkan emosinya.
· Kebutuhan akan
prestasi (Esteem Needs).
Kebutuhan akan
kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbol-simbol dalam
statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya. Example, setiap
karyawan memiliki prestasi masing-masing, dalam hal itu mereka berkompetisi
dalam menyelesaikan tugas sebaik-baiknya, setelah pencapaian usaha mereka
dinilai baik oleh organisasi dan atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau
suatu emblem yang dapaut menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil
dalam bidangnya sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal
tersebut memancing mereka untuk terus giat menapaki bidangnya masing-masing.
· Kebutuhan
Akutualisasi Diri (Self Actualization).
Setiap orang ingin
mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk
mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal
yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja
pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan
antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas
organisasi yang lebih tinggi.
# Contoh Organisasi yang sedang Mengahadapi Konflik dan Cara
Pemecahaannya
Disini saya akan memberi salah satu contoh Organisasi yang
sedang menghadapi konflik, misalnya Organisasi Koperasi. Misalnya masalah
konflik yang sedang di hadapi organisasi ini berupa sikap saling tidak percaya
antar karyawan, dan juga masalah antara atasan dengan karyawan nya, bisa saja
hal itu di picu dengan sikap mau menang sendiri dan juga tidak mau di salahkan.
Dan juga salah satu faktor penyebab konflik yaitu kurang nya komunikasi yang
baik. Sehingga cara mengatasi konflik dalam Organisasi tersebut harus
benar-benar dipahami manajemen inti dari Orgnisasi, untuk meminimalisir dampak
yang timbul.
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau
karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di
antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah
komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bisa-bisa terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan
berbagai cara :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar
tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan
pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan
menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan
komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan
karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap
individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang
kondusif di suatu Organisasi. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau
sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin
untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di
perhatikan.
Konflik dalam Organisasi juga sering terjadi antar karyawan,
hal ini biasanya terjadi karena masalah diluar Organisasi, misalnya tersinggung
karena ejekan, masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Organisasi yang baik
harus bisa menghilangkan masalah senioritas dalam organisasi. Hal ini dapat
meminimalisir masalah yang akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis
dan akrab maka masalah akan sulit untuk muncul.
*Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://anissaisyaa.blogspot.com/2012/05/strategi-penyelesaian-konflik.html
0 comments:
Post a Comment