15. KOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA
Dalam menghadapi kehidupannya, manusia masih tetap memiliki
kelemahan-kelemahan untuk mampu bertahan hidup. Beruntung manusia tidak hanya
memiliki naluri saja, melainkan dibekali akal dan pikiran.
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah “Zoon Politikon”
atau makhluk bermasyarakat. Hal ini disebabkan bahwa pada manusia terdapat
naluri-naluri untuk mendekatkan diri dengan manusia lain seperti dorongan untuk
berkomunikasi, dorongan untuk bergaul, dan dorongan untuk menyatakan perasaan
kepada fihak lain. Dalam serba kelemahannya itu kemudian manusia merasa perlu
melakukan kerja sama baik dalam menhadapi ancaman-ancaman maupun dalam mendapat
keinginannya/tujuannya. Dengan demikian, pada akhirnya terbentuk kelompok
manusia atas dasar ikatan-ikatan tertentu yang melahirkan marga, suku, kelompok
gotong royong, mapalus dan sebagainya. Mereka bergabung dengan suka rela tanpa
ada ikatan formal. Namun demikian ada pula kelompok yang didasarkan pada
ikatan-ikatan formal yang saling menguntungkan secara timbal balik yang dapat
disebut dengan organisasi formal.
Pada umumnya organisasi dibentuk oleh kelompok orang untuk
mencapai tujuan. Apabila tujuan yang ingin dicapai semakin luas dan kompleks
maka diperlukan kerjasama dan pembagian kerja dalam organisasi tersebut. Oleh
karena tujuan organisasi adalah tujuan bersama, maka hubungan kerja antara
bagian atau antara orang-orang yang tergabung dalam organisasi itu semakin
menjadi penting. Agar koordinasi dan hubungan kerja dapat dilaksanakan secara
optimal ( jelas dan transparan ), maka melakukan koordinasi harus memperhatikan
aspirasi dari bawah serta diciptakan bentuk koordinasi yang memadai.
Koordinasi dan hubungan kerja merupakan faktor yang sangat
dominan di dalam kehidupan suatu organisasi. Oleh karena itu, koordinasi dan
hubungan kerja harus secara terus menerus di tingkatkan dalam rangka mencapai
tujuan organisasi secara optimal.
Koordinasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, dan
merupakan tugas para pemimpin (manajemen) dalam menuju pada pencapaian sasaran.
Berbagai jenis koordinasi, baik koordinasi vetikal maupun
fungsioanal dan koordinasi lainnya, dimana semuanya memiliki tujuan yaitu
dengan terwujudnya keterpaduan, keserasian dan keselarasan dari seluruh
komponen yang terkait dengan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
Kegagalan koordinasi biasanya disebabkan oleh kegagalan
koordinasi dalam memikirkan dan mendapatkan alat-alat koordinasi yang akan
mendukung pelaksanaan koordinasi tersebut. Di antara alat-alat organisasi
tersebut adalah; Komunikasi, Organisasi matriks (kepanitiaan), Operating
procedures, Rencana bersama, Desisi (keputusan) manajer puncak, Instruksi,
Norma kebijakan dan peraturan, Asas-asas organisasi dan manajemen, Strategi,
Idiologi.
Dalam rangka melakukan koordinasi dan hubungan kerja dengan
semua pihak yang terkait untuk pencapaian tujuan organisasi. Semua pihak yang
melakukan koordinasi dan hubungan kerja pada dasarnya melakukan komunikasi.
Dalam melakukan komunikasi juga perlu memperhatikan elemen-elemen dan
jenis-jenis komunikasi yang ada agar dapat berkomunikasi efektif. Disamping
memehami konsep dan batasan / pengertian komunikasi, juga harus mengetahui
secara jelas teknis dan hambatan dalam berkomunikasi. Untuk dapat mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja, semua pihak harus
menyadari dan mempehatikan hambatan-hambatan dan teknis-teknis berkomunikasi.
0 comments:
Post a Comment