25. PERUBAHAN TERENCANA
A. Pengertian Perubahan
Perubahan terencana merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan
oleh Kurt Lewin untuk membedakan perubahan yang sengaja digerakkan dan
direncanakan organisasi dengan perubahan yang berlangsung tidak disengaja .
Menurut French dan Bell : Pengembangan Organisasi (PO)
merupakan strategi perbaikan organisasi. PO telah menjelma menjadi kerangka
terpadu teori dan praktek serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Prinsis-prinsip dasar PO ialah sperangkat nilai, asumsi dan
etika yang menekan pada orientasi kemanusiaan dan komitmen efektifitas
organisasi.
Ada 4 nilai dasar Pengembangan Organisasi :
1. Keyakinan bahwa kebutuhan dan aspirasi manusia merupakan
alasan utama keberadaan organisasi dalam masyarakat
2. Agen perubahan meyakini bahwa prioritasisasi organisasi
bagian syah budaya organisasi
3. Agen perubahan berkomitmen meningkatkan efektivitas
organisasi.
4. PO memberi nilai tinggi pada demokratisasi organisasi
melalui kesetaraan
Ada 5 nilai adopsi untuk menerapkan 4 nilai dasar menurut
Hurley dkk :
1. Memberdayakan karyawan untuk bertindak
2. Menciptakan keterbukaan dalam komunikasi
3. Memfasilitasi rasa-memiliki pada proses perubahan dan
hasilnya
4. Meningkatkan budaya kerja sama
5. Meningkatkan pembelajaran yang berkesinambungan
Seorang tokoh dan pemikir, Lewin, berupaya memahami dan
menjelaskan bahwa adanya saling ketergantungan atara individu dengan kelompok,
serta daya-daya kekuatan yang menjaga status quo kelompok. Daya-daya ini tidak
hanya mempengaruhi struktur kelompok tapi juga mengubah perilaku individu.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bennis, Benne, Chin (1989,
pp.550), sebagai berikut :
Dengan penuh keyakinan dapat dinyatakan : ada satu hal yang
dapat kita katakan mengenai masa depan manusia kurang lebih akan mengejutkan.
Gejala keterkejutan itu bukan sesuatu yang timbul hanya karena ketidak-tahuan
manusia, walaupun ketidak-tahuan itu dapat berkaitan dengan apa yang sisebut
keterkejutan yang tidak perlu. Akan tetapi, ada sesuatu yang mendasar dalam
sifat sistem evolusioner, yang memustahilkan perbuatan peramalan yang pasti
mengenai sistem itu. Sistem sosial itu sebagian bersifat revolusioner sehingga
sistem-sistem itu mengandung sifat keterkejutan yang tampak sukar dihilangkan.
Bennis, Benne dan Chin, mengemukakan pengertian perubahan
terencana sebagai berikut :
Planned change is the application of systematic and
appropriate knowledge of human affairs for the purpose of creating intelligent
action and change (Bennis & Mische, 1995)
B. KARAKTERISTIK PERUBAHAN TERENCANA
Menurut Benne & Mische, (1990 p. 48) perubahan terencana
mempunyai beberapa karakteristik diantaranya adalah :
1. Planned change involves a delebrate, purposesful, and
explisit decision to engage in a program of problem solving and improvement
2. Planned change reflects a process of change which can apply
to a variety of human client system
3. Planned change almost always involves external
profesional guidance
4. Planned change generally involves a strategy of
collaboration and power sharing between the change agents and the client system
5. Planned change seeks utilization of valid knowledge or
data to be used in the implementation of change.
Jadi perubahan terencana selalu mempunyai ciri untuk
melibatkan langsung para penggunanya dala proses perubahan. Hal ini berarti
bahwa suatu perubahan terencana bukanlah suatu progaram yang dilaksanakan dari
atas, atau hanya diprogram oleh para ahli tanpa keinginan dan keterlibatan dari
mereka yang nantinya terkena akan akibat dari perubahan itu. Ia selalu harus
merupakan suatu kolaborasi antara agen pembaharu dengan pengunanya
C. Fase – fase dan Perubahan Terencana
Untuk memahami Perubahan Terencana, tidaklah cukup dengan
memahami proses yang mendorong perubahan, namun ada apresiasi tahap yang
dilalui organisasi untuk pindah dari keadaan yang tidak memuaskan ke masa depan
yang diinginkan.
Bullock dan Batten menggambarkan Perubahan Terencana menjadi
dua dimensi:
1. Tahap – tahap perubahan : tingkatan keadaan yang dilalui
organisasi ketika menerapkan Perubahan Terencana
2. Proses – proses perubahan : metode yang dipergunakan
untuk menggerakkan organisasi dari keadaan satu ke lainnya.
Tahap perubahan dan proses perubahan yang menyertainnya :
1. Fase Eksplorasi yaitu Organisasi meninmbang dan
memutuskan membuat perubahan Spesifik dalam operasinya dan mengalokasikan sumber
– sumber daya untuk merencanakan perubahan dalam membantu pemecahan perubahan.
Tumbuhnya kesadaran dan perlunya perubahan guna membantu perencanaan serta
penerapan perubahan.
2. Fase Perencanaan yaitu Proses perubahan yang terkait
adalah mengumpulkan informasi agar dapat ditetapkan diagnosa masalah secara
tepat, tujuan perubahan dan tindakan yang diperlukan guna mencapai tujuan
3. Fase Tindakan yaitu tahap ini organisasi
mengimplementasikan perubahan hasil perencanaan. Proses perubahan dirancang
untuk menggerakkan organisasi dari keadaan sekarang menuju ke masa depan
4. Fase Integrasi yaitu tahapan ini segera dimulai begitu
perubahan telah sukses diimplementasikan. Proses perubahan meliputi konsolidasi
dan stabilisasi perubahan guna menguatkan perilaku baru melalui umpan balik dan
sistem imbalan serta mengatur para manajer dan karyawan secara terus - menerus
memonitor perubahan dan upaya – upaya perbaikan.
D. Proses perubahan
Proses perubahan terencana adalah tahap-tahap perubahan yang
dengan sadar dan disengaja direncanakan oleh pihak-pihak yang akan mengadakan
perubahan dalam masyarakat . pihak-pihak yang menghendaki adanya perubahan itu
disebut “agent of change” yaitu orang atau kelompok orang yang mendapat
kepercayaan dari masyarakat dan biasanya bersifat “formal”, artinya mereka
adalah orang yang dilatih dan dididik oleh agen tertentu dan dikirim ke
kliien.. Proses perubahan terencana adalah tahap-tahap perubahan yang dengan
sadar dan disengaja direncanakan atau diadakan atas dasar kerjasama berupaya memperbaiki
operasi suatu sistem manusiawi, baik berupa sistem diri, sistem sosial, maupun
sistem kultural melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Menurut Lippit, Watson, dan Westley perubahan itu melalui
tujuh tahapan, yaitu :
1. Pengembangan kebutuhan perubahan
Perubahan terencana selalu mencakup usaha untuk memecahkan
persoalan tertentu atau setidak-tidaknya untuk mengatasi kesulitan tertentu.
Tahapan ini diperlukan dan dapat digunakan oleh segala bentuk sistem sosial,
seperti perseorangan, kelompok, organisasi ataupun masyarakat. Pada umumnya,
dapat dilakukan apabila orang-orang yang ada dalam sistem itu mulai merasakan
keperluannya untuk mencari agen pembaharu yang dapat membantu memecahkan
persoalan tersebut.
2. Membangun hubungan
Pada tahapan ini, pengguna dan agen pembaharu mulai
mengembangkan hubungan kerja antara mereka. Dalam tahapan ini terjadi proses
penjajagan mengenai sistem nilai yang dianut oleh kedua belah pihak. Juga
terjadi proses saling uji mengenai metode yang akan digunakan oleh kedua belah pihak
dianggap tepat bagi terjadinya proses perubahan terencana yang diharapkan.
3. Diagnosis masalah klien
Aspek penting dalam tahapan ini adalah kegiatan diagnosis
atau masalah yang dihadapi oleh sistem yang akan mengalami perubahan tersebut.
Proses diagnosis ini harus dilakukan secara teliti dan cermat, karena akan
sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pelaksanaan tahap-tahap berikutnya
dan malahan mungkin proses terencana itu secara keseluruhan.
4. Pengujian alternatif tujuan dari tindakan
Dalam tahapan ini hasil diagnosis dirumuskan dalam bentuk
kemungkinan tindakan. Strategi pelaksanaan mulai ditentukan, dan beberapa
tehnik intervensi mulai diteliti untuk dapat memilih teknik intervensi yang
paling tepat.
5. Penerapan tindakan
Dalam tahapan ini beberapa teknik intervensi yang sudah
dipilih mulai diterapkan. Karena dalam pelaksanaannya pengguna harus tetap
terlibat secara aktif, maka seringkali para pengguna mengganggap tahapan ini
tahapan yang paling berat. Selain itu, hal-hal yang praktis seperti adanya
keengganan untuk berubah dari berbagai unsur yang ada dalam sistem tersebut
mulai menampak nyata. Dalam tahap pelaksanaan ini langkah-langkah untuk
mendapatkan umpan balik perlu juga mendapatkan perhatian.
6. Generalisasi dan stabilisasi
Hal yang utama yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah
usaha untuk meyakinkan kedua belah pihak bahwa perubahan yang telah dilakukan
memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Hasil tersebut bersifat relatif
tetap dan stabil. Perhatian tadi diperlukan karena pengalaman yang sering
menunjukkan bahwa perubahan dan hasilnya tersebut akan menghilang kembali
sesudah mengalami beberapa jangka waktu tertentu.
7. Mengakhiri hubungan dengan agen perubahan dan evaluasi
Bila hasil pengamatan tadi sudah menunjukkan bahwa perubahan
yang dilakukan sudah melembaga, maka bantuan dari luar sudah tidak diperlukan
lagi. tugas dari pengguna selanjutnya adalah ,mengambil pelajaran dari proses
kolaborasi yang dia lakukan bersama agen pembaharu. Hal ini diperlukan selain agar
para pengguna dapat mempertahankan sistem yang sekarang ada, juga karena dengan
demikian para pengguna menjadi tidak terlalu tergantung kepada agen pembaharu
yang adadiluar sistem itu.
E. Strategi Perubahan dan Agen Perubahan
1. Strategis Empiris – Rasional
Alasan yang mendasari strategi ini adalah asumsi bahwa
manusia dibimbing oleh akal budi dan bahwa manusia akan menggunakan alasan
kepentingan diri sendiri secara rasional dalam menentukan perubahan yang
dibutuhkan dalam perilaku. Pendidikan dan riset memegang peranan penting dalam
upaya memperluas pengetahuan dan mengurangi kebodohan.
a. Riset Dasar
Merupakan suatu strategi mendorong pembentukan pengetahuan
dasar dan yang menggangtungkan pada pendidikan umum untuk menyebarkan hasil
riset kedalam pikiran dan otak manusia yang benar-benar masih merupakan
strategi perubahan yang paling menarik.
b. Seleksi dan Penggantian Personil
Perubahan akan mengalami kesulitan personil yang menduduki
posisi dan tanggung jawab dalam perubahan tersebut tidak sesuai.
c. Analisis Sebagai Staff dan Konsultan
Manusia merupakan sumber daya yang besar peranannya bagi
suatu sistem atau organisasi. Pegawai-pegawai pemerintah, industri dan
pendidikan biasanya bekerja dalam kebudayaan staf dengan manajemen lini yang
mencerminkan bentuk organisasi lini staf birokratik, yang berkembang pesat
dalam organisasi karya dan perusahaan skala besar. Dalam rangka mengejar
efisiensi, menejemen lini memperkerjakan tenaga ahli untuk menganalisis system
sosioteknis dan merencanakan system yang lebih efisien. Tenaga ahli yang
dipekerjakan itu dapat bekerja sebagai konsultan ekstren atau sebagai unit staf
intern.
d. Riset terapan dan sistem Hubungan untuk Penyebaran Hasil
Riset
Riset terapan dalam aspeknya yang menyangkut pengembangan
produk telah dimanfaatkan secara besar-besaran untuk menyumbang bahan dan
rancangan kurikulum bagi ilmu pengajaran.Hubungan antara upaya riset
pengembangan dengan upaya penyebaran inovasi memperoleh kemajuan dalam bidang
pendidikan dengan adanya Pusat Riset dan Pengembangan yang berpangkalan pada
universitas dan didukung oleh pemerintah.
Konsep-konsep yang berasal dari ilmu pengetahuan perilaku
yang menjadi dasar strategi penyebaran ini terutama berasal dari dua tradisi.
Pertama, berasal dari study mengenai penyebaran nilai-nilai kultur dari suatu
system kultur ke system kultur lainnya. Kedua, berasal dari study mengenai
pengaruh dalam komunikasi massa. Kedua tradisi tersebut mengasumsikan suatu
penerimaan masukan yang relative pasif dalam situasi penyebaran. Dan strategi
untuk membuat proses penyebaran lebih efektif harus dirancang agar bersifat
transaksional dan kolaboratif.
e. Pemikiran Utopia Sebagai Suatu Strategi Perubahan
Menemukan dan merancang bentuk masa depan dengan
mengekstrapolasi apa yang kita ketahui pada masa sekarang ini akan
menggambarkan arah untuk perencanaan dan tindakan pada saaat sekarang ini.
Jikalau gambaran mengenai suatu masa depan potensial meyakinkan dan dan secara
rasional persuasif bagi orang yang ada pada masa sekarang ini, maka gambaran tersebut
mungkin menjadi bagian dari dinamika dan motivasi tindakan sekarang.
f. Reorganisasi Perseptual dan Konsep Malalui Penjelasan
Bahasa
Dalam liberalisme klasik, salah satu yang dianggap musuh
perubahan rasional dan kemajuan adalah takhyul. Dan takhyul dibawa dari orang
ke orang, dari generasi ke generasi melalui agen bahasa yang tidak jelas dan
mistis. Jeremy Bentham, berusaha memurnikan bahasa dari mistik yang berbahaya
melalui studinya tentang fiksi. Orang yang didik dalam semantic umum,
diharapkan akan melihat secara lebih tepat, berkomunikasi dengan lebih memadai,
dan memberikan pertimbangan secara lebih efektif dan dengan demikian
menempatkan dasar umum yang realistik bagi tindakan dan perubahan.
Bermacam strategi kekuasaan paksaan umumapakah yang akan
digunakan entah oleh orang-orang yang berkuasa jika mereka berusaha
mempertahankan kekuasaannya atau oleh orang-orang yang tidak berkuasa dan yang
berusaha memperbesar kekuasaannya dapatlah diidentifikasi sbb:
a. Strategi tanpa kekerasan
Mahatma Gandhi dapat dipandang sebagai teoretisi dan
praktisi yang paling menonjol atas strategi tanpa kekerasan untuk mengadakan
perubahan, meskipun strategi tersebut tidak berasal dari beliau. Melemahkan
atau memecahkan perlawanan melalui paksaan moral dapat dipadukan dengan sangsi
ekonomi-seperti penolakan Gandhi untuk membeli garam dan komoditi buatan
inggris lainnya di india atau seperti boikot ekonomi terhadap produk dari
pabrik atau perusahaan yang menerapkan diskriminasi rasial yang dilancarkan
oleh orang-orang yang memperjuangkan penghapusan diskriminasi.
b. Penggunaan lembaga politik untuk mencapai perubahan
Kekuasaan politik biasaanya memainkan peranan penting untuk
mencapai perubahan dalam kehidupan kelembagaan. Kesulitan sehubungan dengan
penggunaan lembaga politik untuk mengadakan perubahan muncul karena agen
perubahan terlalu berlebihan mengestimasi kemampuan tindakan politik untuk
mengadakan perubahan.
c. Perubahan melalui penyusunan kembali dan manipulasi elit
kekuasaan.
Karl Mark berpendapat bahwa ideologi kelas yang berkuasa
menentukan batas-batas pemikiran kebanyakan kaum intelektual dan orang-orang yang
bertanggung jawab atas proses pendidikan serta batas-batas komunikasi, maka
alasan untuk urusan yang ada, termasuk konsentrasi kekuasaan politik dan
ekonominya, diadakan dan disebarkan oleh kaum intelektual, pendidik, dan
komunikator dalam system yang bersangkutan.
Konsep-konsep Mark telah mempengaruhi pemikiran orang
sezaman tentang perubahan sosial baik didalam maupun diluar Negara yang telah
menjadikan Marxisme sebagai orientasi yang resmi. Konsep-konsepnya cendrung
mendukung asumsi tentang keharusah strategi kekuasaan paksaan untuk mencapai
re-dristribusi mendasar kekuasaan social ekonomi atau untuk menata kembali atau
memanipulasi elit kekuasaan dalam suatu masyarakat.
Sumber: http://dreamschool26.blogspot.com/2010/11/resume-perubahan-terencana.html
0 comments:
Post a Comment